'cookieChoices = {};' Dampak Kesehatan dan Lingkungan Mercury - Free About Sanitarian and Public Health Community

Pencarian Sanitarian Topic

Custom Search

Dampak Kesehatan dan Lingkungan Mercury

Written By munif on Sunday, January 5, 2014 | 9:06 PM

Dampak dan Standar Air Raksa (Hg) Pada Air Bersih

Air Raksa atau mercury secara kimia merupakan unsur logam transisi yang berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur (bersama cesium, fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar. Air raksa/merkuri sangat beracun, karena sifatnya yang sangat beracun, maka U.S. Food and Administration (FDA) menentukan pembakuan atau Nilai Ambang Batas kadar merkuri yang ada dalam jaringan tubuh badan air, yaitu sebesar 0,005 ppm.

Sebagaimna kita ketahui, Nilai Ambang Batas (NAB), merupakan suatu keadaan dimana suatu larutan kimia, dalam hal ini Air raksa/merkuri dianggap belum membahayakan bagi kesehatan manusia. Bila dalam air, kadar merkuri sudah melampaui Nilai Ambang Batas, maka air yang diperoleh dari tempat tertentu dinyatakan berbahaya.

Keberadaan mercury pada lingkungan perairan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada manusia karena sifatnya yang mudah larut dan terikat dalam jaringan tubuh organisme air. Selain itu pencemaran perairan oleh air raksa/merkuri mempunyai pengaruh terhadap ekosistem setempat yang disebabkan oleh sifatnya yang stabil dalam sedimen, kelarutannya yang rendah dalam air dan kemudahannya diserap dan terakumulasil dalam jaringan tubuh organisme air, baik melalui proses bioaccumulation maupun biomagnifications yaitu melalui rantai makanan. Berikut tabel Beberapa kadar Hg yang diperbolehkan menurut peraturan pemerintah yang ada di Indonesia.

Menurut WHO, air raksa/merkuri di alam umumnya terdapat sebagai metil merkuri (CH3-Hg), yaitu bentuk senyawa organik dengan daya racun tinggi (diatas 0,005 ppm) dan sukar terurai dibandingkan zat asalnya. Air Raksa/Merkuri yang dapat diakumulasi adalah Air Raksa/Merkuri yang bentuk metil merkuri (CH3-Hg), yang mana dapat diakumulasi oleh ikan dan juga merupakan racun bagi manusia.

Metil merkuri (CH3-Hg), sangat mudah diserap tubuh melalui jalur pencernaan (+95% diserab oleh tubuh). Setelah seseorang makan ikan atau makanan lain yang terkontaminasi oleh Metil merkuri (CH3-Hg), maka Metil merkuri (CH3-Hg) akan masuk ke peredaran darah dengan mudah dan cepat tersebar ke seluruh jaringan tubuh. Hanya dalam jumlah kecil Metil merkuri (CH3-Hg), ke peredaran darah melalui kulit, tetapi bentuk lain Hg-organik yaitu dimethilmerkuri (CH3-Hg), dapat dengan cepat masuk ke dalam tubuh melalui kulit.

Berikut berbagai dampak merkuri pada kesehatan manusia maupun pada lingkungan (Priyanto, T. 2006) :

Dampak Merkuri Terhadap Manusia


Akibat keracunan akut merkuri (jangka waktu pendek dan kadar tinggi) untuk kesehatan manusia yaitu kerusakan sistem saraf pusat, kerusakan ginjal, kerusakan paru-paru, ekspos pada janin bayi dapat menimbulkan (cacat mental, buta), meningkatkan angka kematian. Gej ala yang harus diwaspadai yaitu Mati rasa atau rasa tertusuk jarum pada tangan, kaki, jari dan bibir, kulit merah/gatal, gangguan penglihatan. Ekspos Kronis (jangka panjang lama dan kadar rendah) dapat menyebabkan: Terhuyun-huyung, gagap, penglihatan berkurang, pendengaran terganggu, sakit gusi, kasus yang gawat dapat menyebabkan gemetar dan kejang, disusul oleh koma dan kematian. Dampak berbeda tergantung pada :

Jangka waktu terekspos: Dapat terlihat 10 tahun setelah terekspos. Ekspos (cara suatu bahan beracun masuk kedalam tubuh) ini terhadap Merkuri dapat terjadi melalui: menghirup udara yang terkontaminasi, mengkonsumsikan makanan dan minuman yang terkontaminasi, Absorpsi/penyerapan melalui kulit

Kadar merkuri: Gejala bertambah berat jika kadar tinggi. Standard yang ditetapkan badan-badan internasional untuk merkuri adalah sebagai berikut: di air minum 2 ppb (2 gr dalam 1.000.000.000 (satu milyar gr air atau kira-kira satu juta liter)). Di makanan 1 ppm (1 gram tiap 1 juta gram) atau satu gram dalam 10 ton makanan. Di udara 0,1 mg (miligram) metilmerkuri setiap 1 m3, 0,05 mg/m3 logam merkuri untuk orang-orang yang bekerja 40 jam seminggu (8 jam sehari). Kadar merkuri yang ada dalam air sungai, yaitu sebesar 0,005 ppm. Food and Drug Administration (FDA) mengestimasi pajanan Hg dari ikan rata-rata 50 ng/kg/hari atau kira-kira 3,5 Ig/hari untuk orang dewasa dengan berat badan rata-rata (70 kg). Secara alamiah kandungan Hg di lingkungan adalah sebagai berikut: Kadar total Hg udara = 10 – 20 ng/m3 untuk udara outdoor di kota. Kadar total Hg air permukaan = 5 ppt = 5 ng/l dan kadar total Hg dalam tanah 20 – 625 ppb.

Jenis merkuri:
Metil merkuri adalah jenis yang paling beracun ( > 0,005 ppm)

Umur: Bayi, anak-anak, orangtua beresiko tinggi. Dampak terhadap bayi dan anak-anak yaitu rusak otak, cacat mental, gerakan tidak koordinasi, buta, kejang, tidak dapat bicara, fungsi ginjal terganggu, sistim pencernaan terganggu. Anak-anak lebih rentan daripada orang dewasa terhadap merkuri.

Status Reproduksi: Wanita hamil beresiko tinggi karena wanita hamil yang terpapar alkil merkuri bisa menyebabkan kerusakan pada otak janin sehingga mengakibatkan kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Merkuri di ibu yang mengandung dapat mengalir ke janin yang sedang dikandungnya dan terakumulasi. Juga dapat mengalir ke anak lewat susu ibu. Akibatnya, pada anak dapat berupa kerusakan otak, retardasi mental, buta, bisu, masalah pada pencernaan dan ginjal.

Pekerjaan:
Penambang emas dan nelayan beresiko tinggi. Penambangan emas di Kalimantan Tengah menggunakan bahan Merkuri dicampur dengan air dan pasir untuk “mengikat” logam emas dalam proses ekstraksi. Kemudian sejumlah tailing (sisa tambang) dibuang kedalam sungai. Orang akan tersekspos ketika mandi disungai (diserap kulit) atau minum dan masak dengan air yang terkontaminasi/tercemar. Saat proses pembakaran amalgama yang memisahkan emas, merkuri dibakar dan berubah menjadi uap/gas. Uap ini dapat tersebar diudara jarak jauh sebelum di endapkan kembali didarat. Pekerja dan penduduk sekitar akan terekspos ketika mereka menghirup udara, terumata apabila didalam ruangan tertutup. Merkuri yang terendap di air dan tanah diserap oleh tanaman dan terakumulasi di tubuh hewan. Merkuri dapat disimpan dalam jaringan tubuh tanaman dan hewan kemudian dikonsumsikan oleh manusia.

Dampak Merkuri Terhadap Lingkungan
Dampak Merkuri terhadap Lingkungan yaitu mengurangi jumlah klorofil tanaman hijau, mengurangi pertumbuhan tanaman, merusak pertumbuhan akar dan fungsi, merusak daun dan menurunkan produksi, mematikan tanaman, mengurangi perkembang biakan di hewan, menganggu perkembangan, tingkah laku yang abnormal, bahkan kematian. Dampak merkuri juga dapat menyebabkan kepunahan lokal dari jenis hewan tertentu dan menurunkan biodiversitas. Pengurangan biodiversitas berarti lebih sedikit individu yang dapat didukung ekosistim. Kepunahan atau pengurangan spesies tertentu seperti insectivor, polinator dan penyebar biji dapat menyebabkan pengurangan diversitas tanaman.
 
berita unik