Thursday, November 17, 2016

Seri PVBP Lalat di Fasyankes



Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu (lalat) pada Tempat pelayanan Kesehatan

Menurut wikipedia, lalat merupakan jenis serangga dari ordo Diptera (bahasa Yunani/dua sayap). Perbedaan yang paling jelas antara lalat dan ordo serangga lainnya adalah lalat memiliki sepasang sayap terbang dan sepasang halter, yang berasal dari sayap belakang, pada metatoraks (kecuali beberapa spesies lalat yang tidak dapat terbang). Satu-satunya ordo serangga lain yang memiliki dua sayap yang benar-benar berfungsi dan memiliki halter adalah Strepsiptera. Tetapi, berbeda dengan lalat, halter Strepsitera berada di mesotoraks dan sayap di metatoraks.


Berbagai jenis lalat yang kita kenal, yang pada umumnya merugikan manusia, antara lain :
1.    Lalat rumah (Musca domestica)
2.    Lalat hijau (lucilia seritica)
3.    Lalat biru (calliphora vomituria)
4.    Lalat latrine (fannia canicularis)

Diantara beberapa jenis lalat diatas, Lalat rumah sudah lama dikenal sebagai pembawa penyakit seperti diare, disentri, dan kolera. Beberapa sifat dasar lalat jenis ini antara lain:

  1. Mendapat makanan dari manusia, dengan media sampah. Pada media ini lalat ini juga mendapatkan berbagai patogen dan menularkannya ke yang lain. 
  2. Pada wilayah dengan iklim panas, lalat rumah dapat hidup berdampingan dengan spesies lalat lain yang hidup di sampah. 
  3. Daur hidup lalat rumah mempunyai stadium telur, larva, pupa dan dewasa, dengan lama pertumbuhan (telur-dewasa) sekitar 6-42 hari. Lama kehidupan lalat rumah (longevity) sekitar 2-3 minggu.
  4. Sedangkan pada kondisi dingin dapat bertahan hidup sampai dengan 3 bulan.


Beberapa sifat lain lalat diantaranya:
1.         Lalat dewasa mempunyai panjang + 1/2 inchi dengan warna abu-abu
2.         Lalat jantan lebih kecil daripada lalat betina
3.         Hidup di tempat kotor, lembab dan gelap, dan tahan panas (30-35ºC)

Siklus hidup Lalat:
  • Lalat berkembang biak dengan bertelur dengan setiap kali bertelur @ 100-300 butir dan menetas dalam 12 jam
  • Telur putih dengan panjang + 1 mm, tidak menetas pada suhu rendah (<12-13 span="">
  • Telur menetas - larva (pindah ke tempat dingin) - kepompong (tidak bergerak) 3-4 hari - lalat muda (dapat terbang 450-900 m)
  • Siklus dari telur s/d lalat dewasa berlangsung 8- 22 hari
  • Masa hidup lalat umumnya 1 bulan.

Pola hidup lalat.
  • Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari (pagi s/d sore)
  • Lalat tertarik pada makanan manusia (gula, susu), kotoran manusia, hewan, darah
  • Makanan yang dimakan dalam bentuk cairan, sehingga makanan keras harus dibasahi dengan ludahnya baru diisap.
  • Air merupakan hal penting, tanpa air lalat hanya ber tahan hidup 48 jam

Habitat kehidupan lalat
Habitat kehidupan lalat sering dijumpai pada Kotoran kuda yang masih segar, kotoran manusia, sampah basah, buah dan sayur busuk, tanah lunak dengan cairan kotor, bangkai binatang.

Tempat istirahat
Pada waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah dan tinja (titik-titik hitam) tanda untuk mengenali tempat keberadaan lalat. Sementara tempat istirahat lalat biasanya di dekat makanan. Tempat ini sekaligus sebagai tempat berbiak. Pada saat hinggap lalat dewasa dapat langsung meletakkan telurnya berwarna putih menyerupai butiran nasi berbentuk bintang.
Lalat sering hinggap pada tempat yang terlindung dari sinar terik matahari.
Lalat menyukai cahaya (fototropik), pada malam hari tidak aktif, tetapi dapat aktif dengan sinar buatan.

Cara Pengawasan dan Pengendalian Lalat
Terdapat beberapa cara pengawasan dan pengendalian lalat, diantaranya dengan menjaga kebersihan dan secara mekanik dengan perangngkap.
  1. Penerapan konsep kebersihan untujk pengendalian lalat terutama ditujukan dengan menjaga lingkungan tempat pengolahan makanan yang harus bebas dari kotoran manusia, hewan, sampah (khususnya sampah busuk dan sampah basah), dan tempat yang dapat menarik lalat.
  2.  Juga penting untuk menciptakan lingkungan yang tidak mendukung perkembang biakan lalat, seperti dengan menciptakan lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan kehidupan larva lalat lingkungan yang kering, sejuk, bersih).
  3. Juga dengan mengupayakan suhu makanan sedemikian rupa sehingga tidak dapat digunakan larva lalat untuk hidup (> 46ºC). Pada berbagai metode ini yang harus dipastikan adalah konsep menciptakan lingkungan kerja yang tidak disukai lalat atau terlindung dari lalat, dengan menjaga kebersihan, tidak mencptakan bau yang merangsang, menggunakan pencahayaan biru / ultra violet yang mampu memancing/menjebak lalat.
  4.  Hindari adanya barang yang bergantungan pada dinding dapur.
  5.  Lindungi ruangan dengan kasa khususnya pada proses pengolahan, penyajian dan penyimpanan makanan.
Penangkapan Lalat Dewasa
Penangkapan lalat selain sebagai salah satu tahap untuk keperluan identifikasi, juga dapat sebagai cara pengendalian. Beberapa metode dapat dilakukan, antara lain:
  1. Memasang kertas/lidi yang diberi lem, atau menggunakan lampu eletronik (mosquito-insect killer).
  2. Pasangkan kawat kasa pada pintu, jendela, lubang angin, memasang pintu ruangan dengan dua lapis, dengan daun pintu pertama ke arah luar dan pintu kedua merupakan pintu kassa yang otomatis dapat membuka dan menutup sendiri.
  3. Pemasangan train angin yang berhembus kencang mengalir kebawah pintu, sehingga lalat/serangga terjatuh bila masuk ke dalam ruangan.
  4. Penggunaan racun lalat untuk menjebak lalat, dengan meastikan aspek keamanan pada makanan dan air disekitarnya.
Mengukur kepadatan lalat
Salah satu tahap untuk meningkatkan efektifitas pengendalian lalat dilakukan dengan pengukuran tingkat kepadatan lalat. Pengukuran  kepadatan ini dilakukan secara berkala menggunakan fly grill pada tempat yang biasa dihinggapi lalat, terutama di tempat yang diduga sebagai tempat perindukan lalat seperti tempat sampah, saluran pembuangan limbah padat dan cair, kantin rumah sakit, dan dapur. Jika kepadatan lalat di sekitar tempat sampah (perindukan) melebihi 2 (dua) ekor per block grill maka dilakukan pengendalian lalat secara fisik, biologik, dan kimia.