Siklus Hidrologi dan Penggolongan Sumber Air bersih
Berdasarkan silklus hidrologi yang terjadi di alam (Notoatmodjo, 2002), sumber air bersih terbagai sebagai berikut :
- Air hujan : Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum, tetapi air hujan tidak mengandung kalsium, sehingga perlu ditambahkan kalsium.
- Air sungai dan danau : Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau tersebut. Kedua sumber air tersebut mudah mengalami pencemaran sehingga harus diolah terlebih dahulu sebelum dijadikan air minum.
- Mata air :Air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Sehingga air dari mata air bila belum tercemar sudah dapat dijadikan air minum langsung.
- Air Sumur Dangkal : Air ini keluar dari dalam tanah yang berasal dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah berbeda-beda, biasanya berkisar antara 5 sampai 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur dangkal belum terlalu sehat, karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada.
- Air Sumur Dalam : Air ini berasal dari lapisan kedua air di dalam tanah. Dalamnya biasanya 15 meter dari permukaan tanah. Sehingga air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum langsung (tanpa melalui proses pengolahan).
Hal prinsip yang harus kita perhatikan, air untuk keperluan konsumsi secara teknis harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut, antara lain (Chandra, 2007).
- Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit.
- Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun.
- Tidak berasa dan tidak berbau.
- Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga.
Berbagai persyaratan tersebut dapat dipenuhi dari berbagai asal sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi 3 yaitu (Chandra, 2007)
a) | Gas CO2 | + | air hujan | asam karbonat | |
b) | Gas S2O3 | + | air hujan | asam sulfat | |
c) | Gas N2O3 | + | air hujan | asam nitrit |
Dengan demikian, air hujan yang sampai ke permukaan bumi sudah tidak murni dan reaksi di atas dapat mengakibatkan keasaman pada air hujan, sehingga akan terbentuk hujan asam (acid rain).
- Jumlah atau kuantitasnya air permukaan
- Mutu atau kualitas baku air permukaan
- Kontinuitas air permukaan.
Air permukaan tersebut dapat berupa sungai, telaga, rawa, danau, waduk, air terjun, atau sumur permukaan sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Jenis air permukaan ini seringkali merupakan sumber air yang paling tercemar, baik karena kegiatan manusia, fauna, flora, dan zat-zat lainnya. Karakteristik air bersih dari berbagai sumber tersebut secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Sumber air permukaan yang berasal sungai, selokan, dan parit biasanya dapat tercemar karena terhanytnya berbagai bahan pencemar yang masuk kedalamnya.
- Sumber air permukaan yang berasal dari danau, bendungan, rawa, mempunyai kareakteristik air yang tidak mengalir serta tersimpan dalam waktu yang lama, dan mengandung sisa-sisa pembusukan alam, misalnya pembusukan tumbuhan, ganggang, fungi, dan lain-lain.
- Air permukaan yang berasal dari air laut mengandung kadar garam yang tinggi sehingga jika akan digunakan untuk air minum, air tersebut harus menjalani proses ion-exchange.
Penggolongan Air
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 1990, kualitas air dikelompokan menjadi beberapa golongan menurut peruntukan atau kegunaannya, antara lain :
- Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
- Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
- Golongan C : Air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
- Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri dan pembangkit listrik tenaga air.