Sanitasi Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia, yang keberadaannya banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik. Apabila dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Apabila dibakar akan menimbulkan pengotoran udara. Kebiasaan membuang sampah disungai dapat mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir. Dengan demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber pencemar pada tanah, badan air dan udara.
Pengertian lain menyebutkan, sampah adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat sebagai akibat aktivitas manusia, yang dianggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh pemiliknya dan dibuang sebagai barang yang tidak berguna. Sampah yang dihasilkan dari jasa boga pada umumnya berupa sampah organik yang sangat baik untuk makanan maupun tempat berkembang biaknya serangga terutama lalat dan tikus. Oleh karena itu sampah yang dihasilkan hendaknya langsung dimasukkan ke dalam tempat yang mudah ditutup sehingga tidak sempat menjadi makanan lalat dan tikus.
Berdasarkan asalnya, sampah digolongkan dalam dua bagian yakni sampah organik (sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada umumnya terdiri dari sisa makanan, bahan dan peralatan yang sudah tidak dipakai lagi, bahan pembungkus, kertas, plastik, dan sebagainya.
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan, antara lain :
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia, yang keberadaannya banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik. Apabila dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Apabila dibakar akan menimbulkan pengotoran udara. Kebiasaan membuang sampah disungai dapat mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir. Dengan demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber pencemar pada tanah, badan air dan udara.
Pengertian lain menyebutkan, sampah adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat sebagai akibat aktivitas manusia, yang dianggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh pemiliknya dan dibuang sebagai barang yang tidak berguna. Sampah yang dihasilkan dari jasa boga pada umumnya berupa sampah organik yang sangat baik untuk makanan maupun tempat berkembang biaknya serangga terutama lalat dan tikus. Oleh karena itu sampah yang dihasilkan hendaknya langsung dimasukkan ke dalam tempat yang mudah ditutup sehingga tidak sempat menjadi makanan lalat dan tikus.
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan, antara lain :
- Dampak Terhadap Kesehatan : Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi bahaya yang ditimbulkan, antara lain penyakit diare, kolera, tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum. Penyakit DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai, demikian pula penyakit jamur (misalnya jamur kulit).
- Dampak Terhadap Lingkungan : Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari air, berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
- Dampak Terhadap Sosial Ekonomi : Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk. Hal ini dapat berpengaruh antara lain terhadap dunia pariwisata dan investasi
Beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sampah antara lain :
- Dalam pengelolaan sampah harus memperhatikan sifat sampahnya kemudian dipilih tindakan atau langkah apa yang paling tepat untuk menangani sampah.
- Tersediannya sarana pembuangan/penampungan sampah yang memenuhi syarat kesehatan sehingga tidak menjadi sumber pengotoran/penularan penyakit. Prinsip-prinsip pengelolaan pembuangan sampah sebagai berikut: 1). Adanya tempat sampah yang kedap air dan dilengkapi dengan tutup; 2). Memisahkan sampah berdasarkan sifatnya (misalnya sampah kering dan sampah basah) agar mudah memusnahkannya ;3). Menghindari mengisi tempat sampah yang melampaui kapasitasnya;4) Kondisi kebersihan lingkungan tempat sampah harus baik sehingga tidak ada kepadatan serangga/lalat penular penyakit lainnya yang merugikan kesehatan; 5).Sampah tidak boleh ditampung di tempat sampah melebihi 2 hari.
Peletakan tempat sampah.
- Di dalam ruangan disediakan tempat sampah dalam bentuk kontainer yang kedap air dan tertutup.
- Tempat sampah tidak boleh diletakkan di atas/pingggiran saluran air.
Sampah dalam tempat pengumpulan sementara diperbolehkan tertimbun paling lama 24 jam untuk selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan akhir. Tempat pengumpulan sampah sementara hendaknya diberikan tutup. Pemberian tutup ini antra lain dimaksudkan untuk :
- Tidak mudah dijangkau dan dipakai untuk bersarangnya tikus dan serangga di antaranya lalat, kecoak atau tidak dapat dijamah oleh binatang-binatang besar seperti anjing dan kucing yang menyebabkan sampah berserakan.
- Sampah-sampah yang telah terkumpul tidak mudah diterbangkan oleh angin, juga mengurangi dampak bau.
Dampak yang dapat ditimbulkan sampah, jika tidak dikelola secara benar antara lain :
- Menjadi tempat berkembang biak dan sarang dari serangga terutama lalat dan tikus.
- Menjadi sumber pengotoran tanah, sumber air permukaan, air tanah, maupun pencemaran udara.
- Menjadi tempat hidup serta sumber kuman-kuman penyakit yang membahayakan kesehatan masyarakat.
- Menimbulkan bau yang tidak sedap dan tidak estetis