Pencemaran Udara Dalam Ruangan (indoor pollution )
Sebagaimana
kita ketahui, udara kita sudah tidak perawan lagi, jauh ketika revolusi
industri dimulai di Eropa sana beberapa abad silam. Dan saat ini
kualitas udara diluar rumah kita yang sudah sangat mengkawatirkan,
sangat pasti juga berlaku pada udara dalam ruangan kita. Jenis udara
yang berada di dalam ruangan bangunan- bangunan seperti perumahan,
sekolah, rumah sakit, sumur, tambang, perkantoran, dan lain- lain,
semakin hari semakin tidak mendukung kehidupan sehat kita (?).
Sumber dan Jenis Pencemaran di Dalam Ruangan
Sumber dan jenis pencemar dari dalam ruang dibagi dalam 2 bagian:
- Pencemar yang dilepas dari bangunan dan isinya. Seperti asbestos, formaldehyde, senyawa organic mudah menguap (Volatile Organic Compounds= VOC), ozon.
- Pencemar akibat aktivitas manusia, seperti yang berasal dari asap tembakau, kegiatan memasak di dapur, insektisida dan pestisida, pembersihan ruang. Adapun tipe pencemar yang umum adalah karbondioksida, karbon monoksida, partikulat (Pudjiastuti et al., 1998).
Bahan Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan
Asbestos
Asbes
atau asbestos adalah sebutan yang diberikan kepada sekelompok mineral
yang ada di alam yang bersifat kuat, berupa benang fiber yang halus.
Benang fiber tersebut tidak dipengaruhi oleh panas atau pun zat kimia
dan bukan penghantar listrik. Karena sifatnya yang tangguh tersebut,
maka asbes banyak dipakai di banyak industri. Ada empat jenis asbes yang
ada di pasaran. Yang paling banyak diperjualbelikan adalah chrysotile atau asbes putih. Kedua adalah asbes biru atau crocidolite, kemudian asbes coklat atau amosite, serta asbes abu-abu atau antophyllite.
asbes dipakai untuk membangun gedung guna memperkuat semen, plastik
untuk isolasi, genteng yang tahan api, dan untuk membuat ruangan yang sound proof.
Asbes juga banyak dipakai di industri perkapalan, misalnya untuk
membuat pipa uap, dan pipa untuk air panas. Industri otomotif memakainya
untuk membuat rem dan kopling (Zubairi, 2002).
Benang
asbes cenderung mudah patah, menjadi debu yang terdiri dari
partikel-partikel halus, mengambang di permukaan air, dan lengket pada
baju. Benang asbes yang patah tersebut mudah tertelan dan dapat
menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Pertama, menyebabkan
asbestosis, suatu penyakit paru menahun yang ditandai dengan sesak
napas, batuk, batuk darah, nyeri dada, badan menjadi kurus, dan
kerusakan paru menetap. Kedua, asbes dapat menyebabkan kanker paru,
kanker mesotelioma (kanker pada diafragma, pembatas rongga dada, dan
perut), kanker pada larynx dan oropharynx (tenggorokan), serta kanker
pada saluran cerna dan ginjal.
Asap Rokok
Asap
rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan
partikel. Komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida,
hidrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon.
Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol,
dan kadmium. Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan
40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik yaitu zat yang dapat
menyebabkan kanker (Tjandra, 2003).
Dalam
jumlah tertentu asap rokok ini sangat mengganggu bagi kesehatan,
seperti: mata pedih, timbul gejala batuk, pernafasan terganggu, dan
sebagainya.
Senyawa Organik Volatil (VOC)
Volatile Organic Compounds
(VOC) atau senyawa organik yang mudah menguap adalah senyawa organik
dengan titik uap di dalam rentang 50-260°C. Di antara banyak senyawa
yang dimasukkan ke dalam golongan VOC ini, EPA (Environmental Protection Agency)
memasukkan sedikitnya 11 macam senyawa VOC yang patut diwaspadai.
Senyawa-senyawa itu di antaranya adalah trichloroethylene, toluene,
benzene, chloroform, tetrachloroethylene, 1,1,1 - trichloroethane,
ethylbenzene, trans-1 ,2-dichloroethane, xylene, dichloromethane, and
vinyl chloride. Semua elemen masyarakat ini bisa terpajan oleh VOC.
Misalnya, siswa dapat menerima pajanan VOC dari correction pen yang digunakannya; ibu rumah tangga dapat terpajan VOC dari kosmetiknya; pekerja kantoran dapat terpajan dari correction pen, larutan pembersih kantor, pewangi ruangan, dan furnitur kantornya.
Beberapa
senyawa organik volatil yang ditemukan di dalam ruangan telah
menunjukkan adanya hubungan dengan sejumlah gej ala penyakit,
diantaranya adalah sakit kepala, iritasi mata dan selaput lendir,
iritasi sistem pernafasan, drowsiness (mulut kering), kelelahan,
dan malaise umum. Aldehyde, dan mungkin banyak senyawa organik lainnya
seperti alkohol dan hidrokarbon merupakan penyebab dari iritasi mata dan
sistem pernafasan.
Formaldehyde
Tumpukan kertas, karpet, serta aneka furniture yang memenuhi ruangan kantor diduga sebagai sumber utama penghasil formaldehid.
Zat kimia yang mengandung karbondioksida ini memiliki potensi bahaya
bagi kesehatan. Zat ini dapat menyebabkan gangguan mata, tenggorokan,
dan organ dalam manusia. Selain itu, formaldehyde merupakan molekul yang reaktif dan kovalen dengan protein serta formaldehyde dapat menimbulkan alergi dengan kontak dermatitis.
Mikroorganisme
Udara
sebenarnya bukan merupakan habitat untuk mikroorganisme. Sel- sel
mikroorganisme dalam udara bersama kontaminan bersama debu atau dengan
tetesan ludah. Mikroorganisme yang banyak terdapat di udara adalah
bakteri, dan jamur atau khamir. Mikroba tersebut ada di udara dalam
bentuk vegetatif atau dalam bentuk generatif. Mikroorganisme yang berada
di atmosfer merupakan spesies yang ada dari sumber dimana
mikroorganisme tersebut sebelumnya. Mikroorganisme yang berasal dari
tanah terbawa debu angin, demikian juga dengan mikroorganisme yang
berasal dari perairan, mikroba terbawa tetesan air atau angin ke udara.
Bakteri yang mampu hidup di lingkungan udara umumnya bakteri gram
positif berbentuk batang berspora dan kokus, sedangkan bakteri dari
lingkungan laut yang mampu berada di udara adalah bakteri gram negatif
berbentuk batang, sebagian adalah yang membentuk spora.
Mikroorganisme
dalam ruangan dapat berasal dari lingkungan luar (seperti serbuk sari,
jamur, dan spora) dan dapat pula berasal dari dalam ruang (seperti
serangga, jamur pada ruang lembab, kutu binatang peliharaan, dan
bakteri). Mikroorganisme dapat menyebabkan alergi pernafasan, seperti
infeksi pernafasan, dan asma. Mikrooganisme yang tersebar bersama- sama
dengan aeosol yang ada di udara dikenal dengan istilah bioaerosol.
Dampak kesehatan dari bioaerosol, pada dasarnya berbeda-beda tergantung
dari bahan- bahan kimia di dalamnya. Kebanyakan dari bioaerosol adalah
non patogen dan hanya dirasakan oleh orang yang sensitif. Setiap
mikroorganisme patogen, selalu dapat menulari hanya pada keadaan
tertentu. Selain itu, tingkatan penyakit yang dihasilkan baik oleh
saprofit atau patogen itu berbeda, tergantung dari masing- masing tipe
partikel dan kebanyakan tidak diketahui.
Sumber- sumber mikroorganisme yang menyebabkan kualitas udara di dalam ruangan tercemar mikroorganisme adalah:
- Pemeriksaan berkala dari pembersihan sederhana pada komponen pemanas, ventilasi, AC (HVAC) ke replacement total pada keseluruhan sistem pemanas ruangan.
- Sistem pemanas udara yang terkontaminasi.
- Kelembaban yang terkontaminasi (Pudjiastuti et al., 1998).
Menurut Hariadi
(1993), ada beberapa hal yang mempengaruhi tingkat kepadatan jasad
renik yaitu bersifat meningkatkan pertumbuhan jasad renik antara lain
ruang tertutup dan gelap, kelembaban udara, dan orang yang tinggal di
tempat tersebut sedangkan yang bersifat mengurangi pertumbuhan jasad
renik antara lain adanya sinar matahari, perputaran udara bebas dengan
udara luar, pemberian sinar UV, tindakan aseptik setiap orang di
dalamnya dan suhu udara.
Penyakit
yang disebabkan oleh mikroorganisme yang ada di udara sering
diklasifikasikan sebagai penyakit yang menular lewat udara (airborne disease). Beberapa mikroba yang disebabkan airborne disease ditampilkan dalam tabel berikut ini.
Beberapa penyakit bawaan udara (airborne disease)
Jenis mikroba
|
Agent
|
Penyakit
|
Batang gram negatif | 1. Pseudomonas | Infeksi telingga yang berat, infeksi mata |
2. Salmonella dan Shigela, vibrio | Enteritis, enterokolitis | |
3. Klebsiella pneumoniae | Pnemonia | |
4. Proteus | Infeksi saluran kemih | |
5. Brucella | Bruselosis | |
6. Bordetella | Pertusis | |
7. Bakteriodes fragilis dan E. coli | Abses hati | |
8. Haemophilus | Epiglotitis, sinusitis, laringo trakheitis, otitis, meningitis | |
9. 9. Legionella | Legionnaire’s disease |
Batang gram positif | 1. Bacillus fragilis 2. Bacillus anthracis 3. Clostridium 4. Corynebacterium diphteriae 5. Mycobacterium tuberculosis | Kholesistis Antraks Diare Diphteri, infeksi kulit Tuberculosa |
Kokus gram positif | 1. Stafilokokus a. S. epidermidis b. S. saprophyticus c. S. aureus 2. Streptokokus a. Beta hemolitikus 1) S. pyogenes 2) S. agalactiae b. Alfa hemolitikus 1) S. pneumoniae | Bakteriemia Infeksi saluran kemih Infeksi luka, bisul, impetigo, osteomielitis, septikemia, pneumonia Tonsilitis, impetigo Sepsis pada neonatus Pneumonia, meningitis, septikemia |
Kokus gram negatif | 1. Neisseria meningitidis 2. Moraxella catarrhalis | Meningitis, septikemia Pneumonia |
Jamur | 1. Candida 2. Histoplasma capsulatum 3. Sporothrix schenckii | Endokarditis, infeksi mata, infeksi pada kulit, sariawan Pneumonia Infeksi granulomatosa menahun |
4. Aspergilus, Penicillium, Cladosporium | Mata gatal, gangguan saluran pernafasan, sakit kepala. |