Pengaruh Limbah Cair terhadap Kesehatan dan Lingkungan
Sesuai Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, maka diperlukan berbagai usaha untuk melakukan pengamanan limbah cair. Limbah
yang tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan gangguan terhadap lingkungan maupun kesehatan.
Dampak air limbah pada kesehatan, diantaranya karena air limbah dapat berperan sebagai media penularan penyakit, seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis, serta schistomiasis. Selain sebagai media, dalam air limbah itu sendiri banyak terdapat bakteri pathogen penyebab penyakit, mengandung bahan-bahan beracun, penyebab iritasi, bau, juga bahan-¬bahan lain yang mudah terbakar.
Salah satu dampak buruk limbah cair bagi kesehatan dan lingkungan, diantaranya menurut Alloway (1990), limbah cair yang mengandung bahan berbahaya seperti logam berat, jika terserap akar tanaman akan terserap kedalam jaringan tanaman melalui akar, yang selanjutnya akan masuk kedalam siklus rantai makanan. Hal ini sesuai Stowsand (1986), bahwa tanaman, seperti sayuran mempunyai kemampuan menyerap logam berat.
Air limbah yang mengandung mikroorganisme dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti ascariasis, cholera, cacingan, leptospirosis, dan lain lain. Disamping itu air limbah yang mengandung bahan kimia juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan (Djabu, 1994). Sementara menurut Chandra (2006), air limbah yang tidak diolah dengan benar dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan, seperti kontaminasi dan pencemaran pada air permukaan dan badan-badan air, mengganngu biota air, mematikan hewan dan tumbuhan air, menimbulkan bau (sebagai hasil dekomposisi zat anaerobik dan zat anorganik). Juga menghasilkan lumpur yang mengakibatkan pendangkalan yang berpotensi menimbulkan banjir.
Zat pencemar dalam air limbah, juga dapat menyebabkan terjadinya penurunan kadar oksigen terlarut dalam air. Hal ini menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, sehingga menimbulkan gangguan terhadap kehidupan biotik. Selain itu kematian organisme dalam air dapat juga disebabkan karena adanya zat beracun dalam air limbah tersebut. Zat ini menyebabkan terjadinya kematian bakteri, sehingga menghambat proses penjernihan sendiri (self purification) air limbah. Disamping itu, kehidupan di dalam air juga dapat terganggu dengan adanya pengaruh fisik seperti temperatur tinggi pada limbah industri, yang menyebabkan kematian organisme apabila tidak dikelola lebih dahulu sebelum di buang ke lingkungan.
Air limbah juga dapat berdampak pada keindahan. beberapa industri menghasilkanbuangan air limbah bahan-bahan organik dalam jumlah besar. Proses pengendapan harus dilakukan pada limbah organik ini, sebelum dibuang ke lingkungan. Proses pembusukan pada pengendapan ini memerlukan waktu lama dan tempat luas, serta menimbulkan bau sebagai hasil penguraian zat organic. Kondisi ini berpotensi mengganggu keindahan lingkungan sekitar.
Air limbah juga dapat menimbulkan gangguan terhadap kerusakan benda. Kandungan karbondioksida agresif pada air limbah akan mempercepat proses terjadinya karat pada benda yang terbuat dari besi. Kondisi ini dapat menyebabkan pada meningkatkan biaya pemeliharaannya dan menimbulkan kerugian material. Selain itu air limbah dengan karakteristik pH rendah atau tinggi, juga dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan pada benda-benda yang dilaluinya.
Refference, antara lain : Djabu, U, Kusmantoro, H ,dkk, (1990). Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja dan Air Limbah, Pusdiknakes Depkes RI; Chandra, B, 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Buku Kedokteran FGC.
Sesuai Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, maka diperlukan berbagai usaha untuk melakukan pengamanan limbah cair. Limbah
yang tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan gangguan terhadap lingkungan maupun kesehatan.
Dampak air limbah pada kesehatan, diantaranya karena air limbah dapat berperan sebagai media penularan penyakit, seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis, serta schistomiasis. Selain sebagai media, dalam air limbah itu sendiri banyak terdapat bakteri pathogen penyebab penyakit, mengandung bahan-bahan beracun, penyebab iritasi, bau, juga bahan-¬bahan lain yang mudah terbakar.
Salah satu dampak buruk limbah cair bagi kesehatan dan lingkungan, diantaranya menurut Alloway (1990), limbah cair yang mengandung bahan berbahaya seperti logam berat, jika terserap akar tanaman akan terserap kedalam jaringan tanaman melalui akar, yang selanjutnya akan masuk kedalam siklus rantai makanan. Hal ini sesuai Stowsand (1986), bahwa tanaman, seperti sayuran mempunyai kemampuan menyerap logam berat.
Air limbah yang mengandung mikroorganisme dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti ascariasis, cholera, cacingan, leptospirosis, dan lain lain. Disamping itu air limbah yang mengandung bahan kimia juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan (Djabu, 1994). Sementara menurut Chandra (2006), air limbah yang tidak diolah dengan benar dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan, seperti kontaminasi dan pencemaran pada air permukaan dan badan-badan air, mengganngu biota air, mematikan hewan dan tumbuhan air, menimbulkan bau (sebagai hasil dekomposisi zat anaerobik dan zat anorganik). Juga menghasilkan lumpur yang mengakibatkan pendangkalan yang berpotensi menimbulkan banjir.
Zat pencemar dalam air limbah, juga dapat menyebabkan terjadinya penurunan kadar oksigen terlarut dalam air. Hal ini menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, sehingga menimbulkan gangguan terhadap kehidupan biotik. Selain itu kematian organisme dalam air dapat juga disebabkan karena adanya zat beracun dalam air limbah tersebut. Zat ini menyebabkan terjadinya kematian bakteri, sehingga menghambat proses penjernihan sendiri (self purification) air limbah. Disamping itu, kehidupan di dalam air juga dapat terganggu dengan adanya pengaruh fisik seperti temperatur tinggi pada limbah industri, yang menyebabkan kematian organisme apabila tidak dikelola lebih dahulu sebelum di buang ke lingkungan.
Air limbah juga dapat berdampak pada keindahan. beberapa industri menghasilkanbuangan air limbah bahan-bahan organik dalam jumlah besar. Proses pengendapan harus dilakukan pada limbah organik ini, sebelum dibuang ke lingkungan. Proses pembusukan pada pengendapan ini memerlukan waktu lama dan tempat luas, serta menimbulkan bau sebagai hasil penguraian zat organic. Kondisi ini berpotensi mengganggu keindahan lingkungan sekitar.
Air limbah juga dapat menimbulkan gangguan terhadap kerusakan benda. Kandungan karbondioksida agresif pada air limbah akan mempercepat proses terjadinya karat pada benda yang terbuat dari besi. Kondisi ini dapat menyebabkan pada meningkatkan biaya pemeliharaannya dan menimbulkan kerugian material. Selain itu air limbah dengan karakteristik pH rendah atau tinggi, juga dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan pada benda-benda yang dilaluinya.
Refference, antara lain : Djabu, U, Kusmantoro, H ,dkk, (1990). Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja dan Air Limbah, Pusdiknakes Depkes RI; Chandra, B, 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Buku Kedokteran FGC.